Sunday, October 29, 2017

Kendalikan 2 Driving Forces

Dua driving forces alami  yg konsisten: 
(1) inovasi teknologi
(2) mekanisme "demand - supply vv"

Keduanya hrs bisa "dikendalikan, dimanfaatkan". Tapi tak bisa ditolak. Itulah tugas Planning dalam merumuskan kebijakan. 

Bagaimana menyebarkannya (lokasi - alokasi) dan memeratakannya antar kelompok dan lapisan masyarakat.

Risfan Munir
PRO.Mandiri

Mekanisme Pasar dan Peran Pemerintah

Faktor kekuatan mekanisme pasar. Kalau negara tak berperan. Maka kegiatan industri dan jasa akan:
- secara spatial terpusat di kota-kota, secara hierarkhis ke kota lebih besar, ke metropolitan ke pusat2 kapitalis dinia.
- secara lembaga akan dikuasai pemodal besar.

Akhirnya seluruh surplus akan dinikmati pusat2 kapitalis dunia. Yang dipimpin oleh perusahaan-perusahaan multi national. 

Maka untuk melawan trend tsb, para ahli ekonomi mengembangkan model-model pendekatan pembangunan yang lebih sesuai untuk situasi negara berkembang.

Kalau mau mengukur sukses dari jumlah pencakar langit, panjang highway. Tinggal merem, serahkan ke konglomerat, multinational corp., akan lebih keren. 

Tapi asumsi pertumbuhan merembes ke bawah ternyata tidak terjadi. Sebaliknya, yang terjadi justru surplus, keuntungan eksplotasi SDA di perdesaan tersedot ke pusat2  secara hierarkhis dr kota kecil, kota sedang, besar, metro, ke Singapore, Hongkong, atau Tokyo, LA, NY, atau London.

Sejak awal 70an, atau sebelumnya. Teori Pembangunan tdk percaya pd asumsi NeoKlasik "trickle down effect". Dan mulai mengembangkan pendekatan yg lbh sesuai unt negara berkembang, lebih people centered. 

Namun tentu saja gurita kapitalis tak tinggal diam, terus mendesakkan pendekatan padat modalnya. Tak peduli kegiatan2 ekonomi lokal kian klepek-klepek.

Toko, warung di kota keci, desa dipenuhi produk2 impor sd kecap, sabun, maka warga desa, kota tinggal bisa jadi buruh kontrak, outsource berupah minim, kontrak pendek. Atau menjadi TKI/W.

Nilai tambah dari pengolahan hasil bumi tak terjadi, krn kacang goreng pun impor, dst. (Risfan Munir)

Salam,
Risfan Munir
PRO.Mandiri

Saturday, October 28, 2017

TANTANGAN PENGEMBANGAN P. BATAM

Ada apa dengan P. BATAM Membaca beberapa berita mengenai P. BATAM sungguh memilukan.

Pengembangan P. Batam adalah upaya untuk memanfaatlan kedekatan lokasinya dengan SINGAPORE. Pusat pertumbuhan ekonomi (growth-pole) regional ASEAN.

Pengembangan P. Batam juga dimaksudkan sebagai counter-magnet dari pertumbuhan pusat pertumbuhan (growth-poles) yang ada di P. Jawa yang sudah padat (over-crowded).

Salah satu sebab external ialah karena terjadinya kelesuan ekonomi di kawasan ASEAN. 

Mengingat besarnya investasi yang sudah tertanam disitu dan jumlah penduduk yang besar. Maka perlu dicari solusi yang tepat untu menghidupkan kehidupan, khususnya pertumbuhan kegiatan ekonomi, dan terbukanya kembali lapangan kerja (RM).

Risfan Munir