Tuesday, June 8, 2010

Pengembangan Pariwisata Lesson Learned dari Vietnam

Perencanaan wilayah dan kota bisa mengambil fokus pada perencanaan pariwisata. Pengembangan pariwisata bisa jadi pintu pembuka bagi pengembangan sektor lain di wilayah dan kota.

Sebagai contoh Vietnam menggenjot pengembangan ekonomi, juga wilayah dan kotanya antara lain dengan menarik wisatawan asing lebih banyak. Diharapkan jumlah wisatawan meningkat 50 persen dibanding tahun lalu.

Menurut Kementerian Statistik sampai bulan Mei tahun ini, tercatat 2,2 juta wisatawan asing. Naik 37 persen dibanding tahun lalu. (Sumber: VEN)
Wisatawan tersebut terutama dari China daratan, Australia, Korea Selatan, Taiwan, Perancis, USA, Thailand, Malaysia dan ASEAN lainnya.

Untuk menggenjot wisatawan asing tersebut Pemerintah Viet Nam bekerja sama dengan pemerintah beberapa provinsinya dalam melakukan promosi.

Momentum penting yang dimanfaatkan tahun ini a.l. Ialah: peringatan 35th of Liberation of South Vietnam atau National Reunification Day; ulang tahun founding father-nya, President Ho Chi Minh ke 120; lalu Sen (Lotus) Village Festival. Di tingkat provinsi ada Vietnam Ethnic Culture Week di Provinsi Thai Ngyen.

Banyak perusahaan jasa wisata, biro perjalanan memberikan paket diskon. Provinsi Khanh Hoa Tengah memberikan diskon untuk akomodasi, hiburan dan tiket penerbangan hingga 30-50 persen, sementara Kota Da Nang memberikan diskon 5-25 persen untuk bulan Agustus dan September. Ini sekedar contoh kerjasama yang sinkron.

Promosi pariwisata juga dilakukan secara ofensif ke negara asal tourist. Karena target utamanya China yang diharapkan menarik setidaknya satu juta foreign tourists dari Sang Naga.

Untuk itu Vietnam Airlines sebagai flag carrier membuka rute langsung dari Hanoi dan Saigon (HCMC) ke Shanghai. Promosi pariwisata juga digelar di Beijing, Shanghai, Shenzhen, Guangzhou dan Sichuan tahun lalu. Hasilnya cukup significant ditunjukkan dengan antusiasme tak kurang dari 100 biro perjalanan dan penyelenggara paket wisata. Mereka bahkan merencanakan membuka rute penerbangan langsung ke Vietnam.

Fakta dan pengalaman tersebut menunjukkan, bahwa dengan obyek dan atraksi pariwisata yang sebetulnya terbatas, tapi dengan perencanaan pariwisata yang baik, kerjasama Pusat dan daerah yang optimal, terutama dengan fokus dan tema yang jelas, maka hasilnya significant. Padahal cukup banyak, misalnya penguasaan bahasa asing (English) operator pariwisatanya sangat terbatas.

Hal penting yang lain untuk Vietnam, dia berhasil me-REFRAME kenangan Masa Perang yang sesungguhnya "memilukan" menjadi misteri daya tarik tersendiri. Obyek wisata Cu Chi tunnels dan the War Remnant Museum membuktikan hal ini. Dan, satu hal lagi Vietnam juga menunjukkan citra yang "ramah" kepada wisatawan, padahal orang asing tahu ideologi politik negara itu. Nuansa keramahan dan iklim usaha yang welcome lebih terasa, daripada nuansa kekuasaan, propaganda, dst.

Mengenal Vietnam saat ini nuansanya seperti Indonesia di era 70an, atau awal 80an, ketika semua berpadu dalam suasana semangat "pembangunan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja". Pengembangan wilayah dan kota di tanah air mungkin perlu melihat potensi pengembangan pariwisata daerah sebagai salah satu penggerak pembangunan daerah. [Risfan Munir, alumni ITB]

No comments:

Post a Comment