Perencanaan Wilayah dan Kota terkait pengelolaan sumber daya air atau pengelolaan daerah aliran sungai. Mengenang Bapak Keroncong Gesang, warisan beliau yang legendaries ialah lagu “Bengawan Solo”. Lagu ini sangat kuat gemanya, digemari di Jepang dan banyak Negara lainnya. Pesannya jelas, “Mata air mu dari Solo, terkurung gunung seribu. Air mengalir sampai jauh, akhir ke laut.”
Visi perencanaan wilayah dan kota tentu harus bisa melihatnya sebagai pesan untuk selalu memperhatikan pengelolaan wilayah sungai, sumber daya air. Dari kawasan hulu, gunung-gunung, dataran tinggi, lereng-lereng yang subur tapi rawan longsor erosi. Hingga kota-kota, desa-desa, yang membutuhkan air bersih, irigasi untuk lahan persawahan. Dan seterusnya ke laut sebagai muara. Seluruh sistem harus dipelihara, dikelola secara berkelanjutan (sustainable development).
Saat ini mengawali musim ujan banyak sekali kota-kota, desa-desa, lahan pertanian di DAS Cisadane, Ciliwung, Citarum, Bengawan Solo, Brantas yang mengalami ancaman banjir. Bersamaan dengan berita meninggalnya Gesang juga ada khabar banjir di Bojonegoro, Trenggalek, Tulungagung, Bandung. Ini sudah sering dibahas terjadi karena kurangnya antisipasi, kurangnya pemeliharaan kawasan hulu. Masih segar dalam ingatan juga kasus jebolnya Bendung Situgintung Tangerang. Semua terkait dengan perencanaan wilayah dan kota juga.
Perencanaan wilayah dan kota perlu lebih banyak bekerjasama dan perhatian pada aspek pengelolaan sumber daya air karena air, disamping lahan adalah sumber daya yang menentukan kehidupan yang selama ini kian langka. Bukan karena kekurangan, tetapi karena meluap di musim hujan, kekeringan di musim kemarai. Artinya ini soal pengelolaan. [Risfan Munir]
LOGFRAME: PEMBANGUNAN JALAN REGIONAL
4 years ago
No comments:
Post a Comment